Dalam berbagai survey, nama Ganjar Pranowo selalu menempati posisi teratas. Namun dari kubu yang kontra dengannya, menganggap bahwa Ganjar Pranowo belumlah pantas mencalonkan diri sebagai Calon Presiden di pemilu tahun 2024. Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya ada 5 indikator yang membuat Ganjar Pranowo belum layak dicalonkan sebagai presiden.
Pengalaman
Pemerintahan yang Terbatas.
Meskipun Ganjar Pranowo telah menjabat sebagai Gubernur Jawa
Tengah selama beberapa periode, pengalamannya dalam pemerintahan nasional masih
terbatas. Sebagai presiden, tuntutan dan kompleksitas tugasnya akan jauh lebih
besar. Beberapa orang mungkin merasa bahwa pengalaman Ganjar dalam mengelola
pemerintahan daerah belum cukup untuk menghadapi tantangan dalam skala
nasional.
Kontroversi dalam
Kepemimpinan
Sepanjang karirnya, Ganjar Pranowo menghadapi beberapa
kontroversi, seperti kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dan keterlibatannya
dalam proyek-proyek infrastruktur yang dipertanyakan. Meskipun dia bisa membela
diri dan terbukti tidak bersalah, kontroversi tersebut dapat mempengaruhi
pandangan beberapa orang tentang integritas dan kepemimpinannya.
Kebijakan yang Kontroversial
atau Kurang Jelas.
Pandangan dan kebijakan Ganjar Pranowo terhadap isu-isu
kunci mungkin tidak jelas atau kontroversial bagi sebagian orang. Kurangnya
kejelasan dalam hal-hal seperti politik ekonomi, kebijakan luar negeri, atau
pandangan sosial dapat menimbulkan keraguan tentang kemampuannya untuk
mengambil keputusan yang tepat sebagai seorang presiden.
Keterbatasan Visi dan
Program.
Dalam kampanye atau pidato publiknya, Ganjar Pranowo mungkin
tidak menyampaikan visi yang jelas atau program konkret yang diusungnya jika
terpilih menjadi presiden. Sebuah kekurangan ini dapat mempengaruhi pandangan
beberapa orang tentang kemampuannya dalam menghadapi berbagai isu dan tantangan
yang dihadapi oleh negara.
Ketidakcocokan dengan
Kriteria atau Nilai Pemilih
Alasan terakhir mengapa beberapa orang mungkin merasa Ganjar
Pranowo tidak layak menjadi presiden adalah karena adanya ketidakcocokan dengan
kriteria atau nilai-nilai yang dianggap penting oleh pemilih. Ini mungkin
termasuk ketidaksepakatan dalam hal agama, ideologi politik, atau isu-isu
sosial tertentu yang diyakini oleh pemilih.
Namun perlu dicatat bahwa alasan-alasan ini bersifat umum
dan dapat berbeda-beda tergantung pada pandangan individu. Selalu penting untuk
melakukan penelitian lebih lanjut, mendengarkan berbagai sudut pandang, dan
mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang akurat dan komprehensif.