Joe Biden VS Donald Trump. |
Suaranusa.com - Pada Jumat kemarin, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan para pemilih agar tidak memilih kembali Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun ini. Menurutnya, calon presiden dari Partai Republik tersebut merupakan ancaman serius bagi negara dan dianggap sebagai ancaman terhadap demokrasi.
Pernyataan tersebut disampaikan sehari sebelum peringatan tiga tahun serangan tanggal 6 Januari, ketika sekelompok pendukung Trump menyerbu Capitol AS dalam upaya putus asa untuk menjaga kekuasaannya setelah kekalahan dalam pemilihan tahun 2020.
Di hadapan para hadirin di sebuah perguruan tinggi komunitas di Blue Bell, Pennsylvania, Biden mengatakan, "Dia memerintahkan kerumunan untuk berjuang dengan gigih. Dan segala hal yang mengerikan dilepaskan." Biden melanjutkan, "Seperti biasa, dia meninggalkan pekerjaan kotor pada orang lain. Dia mundur ke Gedung Putih."
Biden menggambarkan Trump dan para pengikutnya sebagai kelompok yang berbahaya dan meminta Demokrat, independen, dan "Republikan yang berpandangan moderat" yang menghargai demokrasi AS untuk mendukungnya. "Demokrasi ada di dalam surat suara. Kebebasan Anda ada di dalam surat suara," tegasnya.
"Biden mengatakan kampanye Donald Trump terobsesi dengan masa lalu, bukan masa depan," kata Biden. "Serangan Trump terhadap demokrasi bukan hanya bagian dari masa lalunya. Itulah yang dijanjikannya untuk masa depan."
Sebelum pidatonya, Biden mengunjungi situs Valley Forge tempat markas musim dingin George Washington selama Revolusi Amerika pada akhir 1777 dan awal 1778. Dia menyoroti upaya Trump untuk mempertahankan kekuasaan dan membandingkannya dengan contoh yang diberikan oleh Washington yang melepaskan kekuasaannya dengan rela setelah dua periode sebagai presiden AS pertama.
Biden menyebut upaya pencalonan kembali Trump didasarkan pada usaha "pembalasan dan hukuman" terhadap musuh politiknya. Ia mengingatkan Amerika bahwa Trump telah menyebut lawannya sebagai "sampah," dengan "bahasa persis yang digunakan di Jerman Nazi." "Berani sekali dia? Siapa pun dia sebenarnya?" tanya Biden.