Selamat Jalan Rima Melati


JAKARTA - Suaranusa.com - Penyakit Dekubitus diduga menjadi penyebab aktris senior Indonesia Rima Melati meninggal dunia.

Rima Melati meninggal pada usia 84 tahun, Kamis 23 Juni 2022 pukul 15.14 WIB di RSPAD Jakarta Pusat.

Diketahui, kondisi pemilik nama asli Marjolien Tambajong ini belakangan memang sedang drop, sejak awal Juni Rima Melati sempat dirawat di ruangan Intensive Care Unit (ICU) di salah satu rumah sakit kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

Ulkus Dekubitus yang diidap Rima semakin parah, sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit.

Ulkus Dekubitus merupakan luka yang terjadi pada kulit akibat tekanan yang berkepanjangan setelah berbaring dalam waktu lama. Luka ini biasanya terjadi pada bagian pinggul, tumit, pergelangan kaki, dan tulang ekor.

Rima Melati juga dikenal sebagai penyintas kanker payudara selamav puluhan tahun. Dia pertama kali divonis mengidap kanker payudara stadium 3B pada 1989. Kala itu, istri mendiang Frans Tumbuan tersebut baru berusia 45 tahun.

Mendiang sempat menjalani pengobatan di Belanda dan dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut. Saat ini, jenazah Rima Melati masih disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat.


Nama Rima Melati di industri hiburan Tanah Air sudah tidak asing. Dia merupakan aktris senior yang telah banyak membintangi film-film Indonesia.

Berikut ini profil Rima Melati, seperti dirangkum dari berbagai sumber, pada Kamis (23/6/2022).

Pemilik nama asli Marjolien Tambajong ini sudah membintangi film sejak 1958 dengan judul ‘Djuara Sepatu Roda’. Kemudian pada tahun 1961, Rima Melati memulai debut akting sebagai pemeran utama di film ‘Kasih Tak Sampai’.

Sejak saat itu, perempuan kelahiran Tondano 22 Agustus 1939 ini banyak membintangi film-film era 1960-an seperti Notaris Sulami (1961), Bermalam di Solo (1962), dan Kartika Aju (1963). Rima sempat vakum dan kembali ke layar lebar di tahun 1969 lewat judul ‘Big Village’.

Tak hanya sebagai aktris, di era yang sama, Rima Melati juga menjadi personel grup penyanyi wanita terkemuka pada 1960-an yaitu, Baby Dolls. Saat itu, dia bersama Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak.

Selanjutnya, di era ‘70-an hingga 2000-an, nama Rima Melati selalu mengisi panggung perfilman Tanah Air. Karya-karya film yang pernah dibintanginya yakni Intan Berduri (1972), Perawan Malam (1974), Max Havelaar (Saijah dan Adinda) (1975), Di Balik Kelambu (1982), Kupu-kupu Putih (1983), Arini (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (1987), Sesal (1994), Banyu Biru (2004), dan masih banyak lagi.

Selama menjadi seorang aktris di industri perfilman, Rima Melati juga meraih sejumlah apresiasi. Di antaranya penghargaan Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri, serta beberapa kali masuk sebagai nominasi di ajang penghargaan yang sama.

Selama hidupnya, istri almarhum Frans Tumbuan ini juga tercatat membintangi sejumlah judul sinetron. Sinetron yang dibintanginya itu di antaranya Cinta Tak Pernah Salah, Mentari Di Balik Awan, Kabut Sutra Ungu, Candy, Buku Harian Nayla: 8 Tahun Kemudian, dan masih banyak lagi.

Di samping menjadi seorang artis, Rima Melati juga aktif mengkampanyekan kesadaran kanker payudara melalui Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.

Pasalnya, Rima Melati adalah seorang survivor, di mana pada tahun 1989, sang aktris sempat menderita kanker payudara.

Usai menerima diagnosa itu, Rima Melati sempat menjalani perawatan hingga ke negeri Belanda selama satu setengah tahun, hingga akhirnya dinyatakan sembuh total.(vee)

أحدث أقدم